woensdag 30 september 2009

Beauty and the Beast

Kiai Bentho 3

Air liurnya menetes keluar. Waah segernya makan semangka panas-panas begini, pikirnya. Tanpa berpikir panjang lagi ia memetik berapa buah semangka. Dan dimakannya dengan lahap berikut kulitnya juga. Setelah menelan puluhan buah semangka ia baru merasa kenyang. Setelah itu ia berlari secepat mungkin mengejar ke empat putri cantik yang ingin dimilikinya semua itu. Hatinya begitu gembira hingga ia tak peduli lagi bahwa celananya sudah basah kuyup kena air kencingnya sendiri. Gak apa apa ngompol dijalan, yang penting aku bisa menangkap mereka semuanya, pikirnya sambil tersenyum-senyum seorang diri. Seperti jejaka baru pertama kali jatuh cinta saja.

Sementara itu nafas keempat putri kerajaan Smrayu sudah terengah-engah. Mereka sudah berada jauh sekali dari istana. Lari terbirit-birit melintasi bukit dan ladang. Dengan hati berdebar dan tubuh menggigil ketakutan. “ Aneh betul ya, kenapa ibunda ratu begitu takut kepada kiai Bentho, bukankah kita punya pasukan kerajaan yang besar dan kuat sekali”, keluh putri Vero dengan nafas memburu. Wajahnya sudah merah padam menahan rasa lelah dan haus yang luar biasa. “ Soalnya kiai Bentho itu sakti banget loh, dia bisa berubah jadi ribuan virus penyakit yang canggih sekali, kata ibunda orang sekerajaan bisa mati semua kalau diserang virusnya jelmaan kiai Bentho, yang kabarnya lebih dashaat lagi dari flu burung atau penyakit babi pilek”, kata putri Jeane sambil menarik tangan adik bungsunya supaya ia bisa berlari lebih cepat lagi.


Putri Catharina yang iba melihat keadaan adiknya, mengambil sebutir apel merah dari dalam tas prada besar yang tergantung di bahunya. “ Makanlah Ver, biar hausmu hilang”, katanya.
“Wah sejak kapan kamu punya tas Prada bagus, beli dimana seh, aku juga pingin dong”, kata putri Anne yang berlari paling belakang. Karena sekarang giliran dia yang harus melemparkan bungkusan kecil ditangannya kearah kiai Bentho bila raksasa itu sudah nampak dibelakang mereka.

Tak lama kemudian, disaat matahari sudah naik tinggi dilangit, putri Anne yang terus menoleh kebelakang, sampai lehernya terasa pegal, melihat bayangan tubuh kiai Bentho yang tinggi besar itu sudah berada jauh dibelakang mereka. Tanpa berpikir panjang lagi ia melempar bungkusan kain putih kecil ditangannya, yang berisi beberapa buah biting bambu itu keatas tanah. Tiba-tiba angin berembus kencang sekali dan sekejap kemudian padang rumput yang berada dibelakang mereka telah berubah menjadi sebuah hutan bambu yang lebat sekali.


Kiai Bentho berteriak kaget. Melihat pohon-pohon bambu yang tinggi dan rapat tiba-tiba saja terbentang luas didepannya. Tapi raksasa tua yang sudah jatuh cinta berat dan tergila-gila kepada empat putri kerajaan Smrayu itu, tak mau menyerah kalah begitu saja. Ia berlari terus menerjang maju kedepan dengan nekatnya, tanpa mempedulikan tubuhnya yang mulai terasa sakit digesek oleh daun-daun batang bambu yang runcing dan tajam itu.

. Sekujur tubuhnya terasa bagaikan diiris-iris oleh pisau silet yang tipis dan tajam. Semakin lama terasa semakin sakit dan perih, darah merah mulai bercucuran membasahi kulitnya yang penuh dengan sayatan luka yang kian dalam dan memanjang itu. Dan raksasa tua itu mulai dikuasai oleh rasa jengkel dan amarah yang membuat mulutnya memaki dan mengumpat. Sehingga batang-batang bambu dihutan itu bergetar semua. Dan keempat putri kerajaan Smrayu itupun terus berlari dengan sekuat tenaga mereka. Hati mereka merasa takut dan ngeri mendengar teriakan raksasa tua yang sudah mulai kalap itu.



nyambung ke jilid 4 by DM

vrijdag 25 september 2009

Kiai Bentho 2



Hari terus berganti, tak terasa dua tahun sudah hampir berlalu. Dan putri-putri ratu Anastia sudah mulai menginjak umur dewasa. Mereka semakin jelita dan rupawan. Hingga rembulan pun tersenyum kagum melihat kecantikan yang dimiliki oleh mereka semua.

Tapi hati sang ratu semakin gelisah juga. Setiap kali teringat akan janjinya kepada kiai Bentho hatinya merasa sedih dan cemas. Ia tak mau kehilangan putri-putrinya yang sangat dicintai dan dikasihinya itu.

Sejak kedatangan kiai Bentho, sang ratu selalu berdoa setiap malam. Minta petunjuk kepada sang Maha Kuasa untuk memberi jalan yang dapat memecahkan kesulitan yang akan dihadapinya itu.

Suatu malam sang ratu bermimpi, ia didatangi oleh seorang pertapa tua yang memberinya 4 bungkusan kecil. Yaitu : biji semangka, biting bambu, garam dan terasi. Yang harus diberikannya kepada putri-putrinya, dan harus memberitahu kepada mereka bahwa bila dikejar kiai Bentho nanti, isi bungkusan itu harus disebar ke tanah.

Berapa bulan kemudian, disaat matahari baru saja terbit dilangit, kiai Bentho muncul untuk menagih janjinya. Ratu Anastasia terkejut bukan main. Tapi ia berusaha tersenyum semanis mungkin kepada raksasa tua yang tak tahu diri itu. Pikirnya, ini raksasa memang gak tahu diri, amit-amit punya mantu kayak gini, sudah tua, jelek, mana baunya pesing lagi.
Tanpa membuang waktu lagi, ia menyuruh para putrinya untuk melarikan diri lewat pintu belakang. Dan kiai Bentho pun langsung tancap gas mengejar mereka


Setelah berlari jauh sekali, sampai nafas mereka terengah-engah, putri Jeane menoleh kebelakang. Mengikuti pesan ibundanya . Melihat raksasa tua yang tinggi besar itu sudah berada dekat sekali dibelakang mereka, ia melemparkan bungkusan kecil yang digenggamnya kebawah dan sejenak kemudian terjadilah sebuah keajaiban alam yang hebat sekali. Belasan biji semangka yang berada dalam bungkusan kecil itu, berubah menjadi sebuah ladang semangka yang luas dan subur. Hijau royo-royo. Dan berbuah lebat nian.

Melihat buah semangka yang besar-besar dan berkilat ranum itu, kiai Bentho menghentikan langkahnya.
by DM

woensdag 23 september 2009

Kiai Bentho

Tersebutlah kisah, ada sebuah negara besar yang subur dan makmur, negara Sumbrayu. Dan negara itu diperintah oleh seorang ratu yang adil dan bijaksana, namanya ratu Anastasia. Beliau tinggal di sebuah istana yang indah sekali, terletak di atas sebuah bukit yang hijau. Sang ratu mempunyai 4 orang putri yang sangat cantik jelita dan lembut sekali, sehingga terkenal ke seluruh manca negara. Namanya: putri Jeane, putri Anne, putri Catharina dan putri Veronica. Sudah banyak raja-raja dan pangeran yang datang untuk meminang putri-putri itu tapi sang ratu menolak semua lamaran mereka dengan halus, karena putri-putrinya masih belum dewasa semua. Mereka baru saja menginjak masa remaja yang indah. Bagaikan kuncup kuncup bunga mawar yang baru mengembang.

Kecantikan putri-putri sang ratu Anastasia, terdengar juga sampai ke telinga seorang raksasa tua yang sakti. Namanya Kiai Bentho. Yang sedang bertapa didalam sebuah gua yang gelap dan pesing. Karena beratus-ratus kelelawar tinggal disana. Letaknya di sebuah hutan yang lebat tak jauh dari negara Sumbrayu . Kabar itu membuat hati kiai Bentho jadi penasaran . Sehingga ia ingin melihat sendiri kecantikan putri-putri sang ratu Anastasia. Tanpa berpikir panjang lagi ia merubah dirinya menjadi seekor burung gagak, lalu terbang ke arah istana sang ratu Anastasia

Sore itu sang ratu sedang berada di taman bunganya yang indah nian, asik bercengkrama dengan putri-putrinya, disaat burung gagak hitam jelmaan kiai Bentho hinggap di ranting
Pohon tanjung yang tumbuh di dekat mereka. Melihat kecantikan putri-putri sang ratu yang bak bidadari baru turun dari langit itu, kiai Bentho terpesona, jantungnya berdebar kencang sekali. Dan pada saat itu juga ia telah jatuh cinta kepada mereka semua.


Esok harinya tanpa rasa sungkan sedikitpun, kiai Bentho datang menghadap sang ratu di istananya. Dan langsung menceritakan ke inginannya untuk mengawini semua putri sang ratu sekaligus. Sang ratu yang tahu kesaktian kiai Bentho tak berani menolak lamaran raksasa tua yang tak tahu diri itu. Untung sajalah beliau cukup cerdik untuk mengulur waktu, sehingga kiai Bentho tak dapat memaksanya untuk menyerahkan putri-putri nya yang sangat dicintainya itu pada saat itu juga.

“ Begini sajalah kiai Bentho, karena putri-putri saya masih muda sekali, saya minta supaya kiai Bentho menunggu dua tahun lagi untuk mengawini mereka semua”. “ Supaya kalau mereka nanti jadi istri kiai, biar tambah cantik, jelita dan seksi”. “ Kan gak lucu dong kalau ada kakek-kakek kawin sama anak baru gede, nanti bisa kualat loh”.Kiai Bentho tertawa bergelak, “ Hehehehe, benar juga katamu calon ibu mertua yang ayu, sekarang aku pamitan dulu ya, sampai bertemu dua tahun lagi deh".
nyambung ke jilid 2 by DM