dinsdag 27 oktober 2009

Senyum sejenak...


Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang supir metro mini, “Apa kerja kamu selama di dunia?”

“Saya supir metro mini, pak.”

Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk supir metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.

Lalu datang seorang juru dakwah agama. Malaikat pun bertanya, “Apa kerja kamu di dunia?”

“Saya seorang juru dakwah, Pak.”

Lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan yang terbuat dari kayu. Melihat itu juru dakwah pun protes.

“Pak kenapa kok saya yang juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang supir metro..?”

Dengan tenang malaikat itu menjawab:

“Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua tertidur sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat supir Metro mini mengemudi, ia membuat orang-orang berdoa….”

DM

vrijdag 16 oktober 2009

Nyidam

Alkisah di kerajaan Sembrayu yang terkenal subur dan makmur, pada sebuah pagi yang cerah, ratu Anastasia sedang duduk bersantai dengan para putra dan putrinya. Karena pada hari itu ratu Anastasia sedang menjamu putri Heddy dari kerajaan Banyuwangi, yang baru saja datang berkunjung menjenguk sang ratu sekeluarga. Dan Putri Heddy yang anggun dan cantik jelita, bak sekuntum bunga mawar merah yang baru saja merekah, adalah keponakan tersayang dari sang ratu Anastasia.

Mereka semua duduk lesehan di atas tikar karpet sambil menikmati jamuan jajanan pasar yang baru saja dihidangkan oleh Simbak Demplon. Kepala rumah tangga istana yang masih termasuk saudara jauh dari sang ratu. Setelah meneguk habis secangkir teh manis dan makan sebungkus bubur sumsum, sang ratu berkata kepada salah seorang putranya, pangeran Christiaan. " Besok pagi aku ingin memberimu sebuah tugas yang penting...Erick, dan karena ini bukan sebuah pekerjaan yang ringan, sebaiknya kau minta bantuan Hermanus adikmu yang sakti dan very clever itu". "Tugas intern apa ekstren ibunda", sela pangeran Hermanus sambil nyomot kue bapau hangat di dekatnya. "Ya dua-dua-nya dong.... seperti biasanya...kok masih tanya juga sih", kata Simbak Demplon yang duduk dibelakang putri Jeane sambil mengerling genit. "Tugas apa ya" ,tanya pangeran Christiaan penasaran. "Gini ya Erick ma Herman, Simbak Demplon kan lagi nyidam tuh....dia jadi pingin banget makan pepesan ikan mas". Kedua pangeran itu tertawa bergelak . "Wah itu sih bukan soal besar ibunda", kata pangeran Hermanus, " Dipasar juga kan banyak yang jualan ikan mas, mau beli berapa gerobak juga ada,...tak kira simbak Demplon itu minta yang aneh-aneh, seperti dapur baru apa lap top yang canggih". "Atau dinner sama selebritry yang beken gitu".

Ratu Anastasia tersenyum sabar, "Ini bukan sembarang ikan mas loh, Simbak Demplon cuma mau ikan mas besar yang berenang di kolamnya pangeran Les Jhon, "jadi bukan soal main-main ya". Mendengar kata-kata sang ratu, para putri yang duduk berjejer disana menjerit kaget. Karena mereka tak menyangka sama sekali, bahwa simbak Demplon punya keinginan yang sangat berbahaya sekali bagi nasib saudara lelaki mereka yang gagah perkasa itu. Karena semua orang sudah tahu siapa pangeran Les John itu. Seorang raja yang sakti dan berwibawa dari negara Kediri. Selain sakti, cekatan dan teliti, dia juga punya seekor ular besar yang menjaga kolam ikannya siang dan malam. Dan siapa saja yang berani lancang mengambil ikan mas kesayangannya dari dalam kolam jernih yang ada di halaman istananya, maka pencuri itu tak akan bisa berkutik lagi . Karena tubuhnya akan dibelit oleh ular raksasa yang doyan makan daging mentah itu. Sehingga kedua pangeran itu cuma bisa duduk dengan mulut ternganga dan lutut gemetar mendengar perintah ibunda mereka. Wah ini tugas yang berat nian, pikir mereka dengan hati berdebar.

Tapi apa boleh buat, mereka tak bisa menolak perintah itu. Walaupun hati mereka merasa cemas sekali, sehingga malam itu mereka tak dapat tidur barang sejenakpun. Dan esok harinya sebelum matahari terbit, mereka telah berangkat dengan mobil jeep yang terbuka kapnya. Pangeran Hermanus ngebut cepat sekali. Bruum..bruum..bruum.. Sehingga berapa jam kemudian mereka telah memasuki wilayah kerajaan Kediri, yang subur dan hijau royo-royo itu. Ditengah jalan tiba-tiba Pangeran Hermanus menginjak rem mobilnya. Karena ada beberapa tuyul yang punya muka bulat, telinga dan mulut yang lebar, berdiri tegak ditengah jalan. "Kalau kalian mau selamat sampai tempat tujuan .....lebih baik sampeyan berjalan kaki saja, karena mobilnya kami perlukan buat nonton wayang kulit didesa Turen nanti malem", kata seorang tuyul yang berdiri paling depan sambil menggaruk-garuk pantatnya yang penuh dengan panu itu. Ditantang demikian kedua pangeran itu tak mau menyerah begitu saja. Dengan cekatan mereka meloncat turun dari dalam mobil jeep dan langsung mengajak para tuyul itu berduel. Seru banget. Sampai debu beterbangan di udara. Pukulan dibalas dengan tinju. Jotosan dibalas dengan sepakan. Tawuran yang rame sekali bunyinya, sampai para tuyul itu merasa kewalahan juga. Satu persatu mereka melarikan diri dari tempat itu.

Tiba-tiba terdengar suara yang berat didekat mereka. "Terimakasih banyak, karena kalian telah berhasil mengusir para tuyul yang jail itu dari wilayah kerajaanku. " Mereka sering mencuri ikan masku dan membuat ular piaraanku pusing tujuh keliling, karena dilempar oleh bom asap yang dibuat dari belerang gunung bromo". Ternyata pangeran Les yang sakti dan gagah perkasa itu telah berdiri dibelakang mereka. Bersama adik-adik perempuannya yang cantik, manis dan punya body yang seksi semua. Dan nasib baik telah menimpa diri kedua pangeran dari kerajaan Sembrayu. Karena mereka terus dijamu makan siang dengan masakan yang lezat-lezat. Dan pulangnya diberi bekal banyak sekali. Termasuk berapa bungkus pepesan ikan mas, yang ditangguk dari kolam ikan pangeran Les. "Tolong sampaikan salam hormatku buat ratu Anastasia dan putri Jeane ya", kata pangeran Les disaat mereka berpamitan pulang. Happy end
by DM







maandag 12 oktober 2009


Orang beranggapan kalau makanan yang kita santap diberi nama Perancis kelihatannya akan terasa lebih enak. Hal tersebut disebabkan antara lain karena anggapan bahwa semua yang berbau Perancis bermutu tinggi dan rasanya lezat sekali. Perancisinasi juga membuat orang yang akan bersantap mempunyai citra yang kabur tentang apa sebenarnya yang ia mau santap. Misalnya:---------"filet mignon" (secara harafiah artinya: irisan yang lembut)
"pate de fois gras" (liver paste)"
chevalen" (daging kuda)"
Monsieur de Veau" (daging lembu muda, veal)"
Escargot d'France" (bekicot, keong) dsb.


Dan simbak Tumini yang punya warung nasi di Parangtritis, yang sering dikunjungi turis (backpackers) Perancis, tidak mau kalah. Dia memasang menu sebagai berikut: CHEF'S SPECIAL:---------------
Oucing Pete de Chine (Oseng Pete Cina)
Chateau de Batavie (Soto Betawi)
Saiyour de Lourdes (Sayur Lodeh)
Roujaxe d'Oleque (Rujak Ulek)
Caf a la Tobruq (Kopi Tubruk)
Cappuccino de Preangers (Bajigur)
Naxis Geaux rain (Nasi Goreng)
Manioc de Mer (singkong Rebus)
Vouz vour que tans Noir (Bubur Ketan Item)
and special today: Loun Tounqe Saiyour [Lontong Sayur]
Hab Max Janoux Lufaz Bayaour = Habis Makan JanganLupa Bayar!
by DM

zondag 11 oktober 2009

zaterdag 10 oktober 2009

Dance for ever

Kiai Bentho 7 tamat

Tak lama kemudian tempat itu menjadi terang benderang oleh nyala puluhan api obor yang dibawa oleh para penunggang kuda itu. Dan putri Jeane cuma berdiri diam menunggu dengan hati berdebar, sampai ia melihat beberapa orang lelaki meloncat turun dari atas punggung kuda mereka dan berjalan menghampirinya. Tak lama kemudian mereka telah berdiri berhadapan. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Karena hati para penunggang kuda itu masih diliputi rasa pesona dan takjub, melihat pemandangan yang terhampar didepan mereka.

Seorang putri yang cantik jelita sedang berdiri mematung dibawah sebatang pohon yang besar. Meskipun bibirnya tersenyum, tapi wajahnya memancarkan rasa takut dan cemas yang luar biasa. Sedang dibelakangnya berbaring tubuh-tubuh yang ramping dan mungil, dengan mata yang terpejam erat, hanya terdengar nafas mereka yang berdesah lembut. Rupanya suara kuda dan manusia yang hiruk pikuk itu tak sanggup membangunkan mereka yang sedang tidur dengan nyenyaknya. Karena didera rasa lelah, lapar dan haus yang luar biasa.

Bermimpikah aku”, kata seorang pemuda yang berdiri didepan putri Jeane sambil menggosok matanya. Sedang teman-temannya sibuk mengamati wajah-wajah para putri kerajaan Sembrayu yang sedang berbaring dengan tenangnya itu diatas hamparan rumput hijau.
“Tuan tidak bermimpi, kami adalah manusia biasa yang baru saja luput dari malapetaka”, kata putri Jeane dengan tenangnya. “Berilah hamba seteguk air, sebelum hamba bercerita tentang semua kejadian yang menimpa diri kami hari ini”. Tanpa membantah lagi pemuda itu menyodorkan sebotol air kepada putri Jeane. Yang terus diminumnya dengan cepat.
Tak lama kemudian mereka semua duduk bersama-sama, melingkari api unggun dan putri Jeane lalu bercerita dengan fasihnya, tentang asal-usul mereka dan semua kejadian yang mereka alami hari itu. “Pantas mereka cantik-cantik semua, rupanya mereka adalah putri putri ratu Anastasia yang terkenal itu”, guman seorang pemuda tampan yang sejak tadi asik mengamati wajah putri Veronica yang berbaring didekatnya itu.

Singkat cerita, disaat sinar fajar merekah di ufuk timur, mengusir bayangan malam yang gelap dan dingin itu, para putri itu telah terjaga dari tidurnya, dan setelah berkenalan dengan para pangeran yang telah menemukan mereka semalam, keempat putri itu lalu dijamu makan dan minum oleh mereka. Dan disaat bayangan sinar matahari mulai naik tinggi dilangit, mereka telah dalam perjalanan pulang ke istana, diantar oleh 4 pangeran dan para pengikutnya.

Tiga bulan kemudian diistana ratu Anastasia diselenggarakan pesta besar selama 7 hari 7 malam, untuk merayakan pernikahan putri-putrinya yang masing-masing telah menemukan pemuda idaman hati mereka. Karena ternyata para pangeran yang telah mengantar mereka kembali ke istana itu, telah jatuh cinta semua kepada para putri ratu Anastasia.
by DM

woensdag 7 oktober 2009

Kiai Bentho 6


Tiba-tiba tanah yang mereka pijak berguncang keras. Bumi terasa gonjang-ganjing bagai dilanda gempa. Angin berhembus kencang dan tanah yang dipijak oleh kiai Bentho, perlahan-lahan mulai retak terbelah. Dan lumpur hitampun menyembur deras keluar. Kiai Bentho menjerit kaget, ia berusaha melompat keluar dari semburan lumpur yang hitam itu, namun terlambat..kakinya telah terendam oleh genangan lumpur yang tebal dan pekat itu. Semakin ia meronta, tubuhnya kian dalam tenggelam dalam genangan air lumpur yang hitam itu.

Keempat putri Sembrayu yang tak tahan melihat kejadian yang mengerikan itu, beringsut perlahan meninggalkan tempat itu. Tanpa menoleh kebelakang , sampai telinga mereka tak lagi mendengar teriakan kiai Bentho yang kerasnya bagai membelah langit dan bumi itu. Dan disaat angin senja bertiup lembut, dibawah burung-burung yang terbang berbondong di angkasa, keempat putri kerajaan Sembrayu itu menarik nafas dalam-dalam. Hati mereka merasa lega dan senang. Karena telah terlepas dari marabahaya dan ancaman kiai Bentho yang sangat mengerikan itu. Raksasa itu tak dapat berbuat apa-apa lagi. Ia telah mati terbenam dalam genangan air lumpur yang dalamnya tak dapat diukur oleh akal manusia.





“Cuma sekarang kita harus mencari tempat yang aman untuk bermalam, karena sebentar lagi malam yang gelap tiba, jadi tak mungkin kita dapat menemukan jalan pulang ke Istana”, kata putri Jeane kepada adik-adiknya. Mereka sekarang duduk dibawah sebatang pohon yang besar untuk melepaskan lelah. “Kita harus juga mencari air minum dan buah-buahan untuk mengisi perut kita yang sudah kosong seharian ini”, sambung putri Catharina. “ Ditempat ini pasti banyak binatang buas yang berkeliaran diwaktu malam, jadi kita harus membuat api unggun supaya mereka takut mendekati tempat ini”, kata putri Anneke. “Tempat ini adalah tempat yang terbuka, sebaiknya kita mencari gua untuk bermalam, supaya lebih aman”, usul putri Veronica. “Kakiku sudah bengkak dan rasanya ngilu sekali kalau dipakai untuk berjalan”, kata putri Anne sambil merebahkan dirinya diatas rumput, dan tak lama kemudian ia telah jatuh tertidur. Tak peduli lagi dengan keadaan disekitarnya. Sehingga ketiga saudaranya terpaksa mencoba membuat api unggun ditempat itu. Untung sajalah putri Catharina masih punya satu kotak korek api di dalam tasnya. Yang bisa dipakai untuk membakar daun-daun dan ranting-ranting kering yang berhasil mereka kumpulkan di sekitar tempat itu.


Tak lama kemudian tempat itu terasa hangat dan terang oleh nyala api unggun. Dan mereka mencoba untuk tidur walaupun perut mereka terasa perih menahan lapar, dan leher mereka terasa kering menahan rasa haus yang luar biasa. Putri Jeane membiarkan saja adik-adiknya tidur dengan nyenyaknya, sedang ia sendiri hanya duduk bersandar di batang pohon sambil mengawasi keadaan disekelilingnya dengan penuh rasa waspada. Kadang-kadang ia melemparkan sejumput daun dan beberapa batang ranting kering kedalam api unggun, supaya api yang dapat menghangati tubuh mereka dimalam yang dingin itu tetap panas berkobar.

Tiba-tiba ia terkejut. Mendengar suara kuda meringkik dikejauhan sana. Disusul oleh derap suara kaki kuda yang semakin dekat juga. Putri Jeane berdiri, siap untuk melindungi adik-adiknya dari segala macam marabahaya yang mengancam. Sambil berdiri, matanya menatap jauh kedepan. Dan tampaklah kerlap-kerlip api obor bagai rombongan seribu kunang-kunang yang datang mendekat.
by DM

zondag 4 oktober 2009

zaterdag 3 oktober 2009

Kiai Bentho 5

Biarpun perut mereka terasa perih menahan lapar, dan leher mereka bagaikan dicekik oleh rasa haus, tapi keempat putri kerajaan Sembrayu itu terus berlari pontang panting tanpa menoleh kebelakang lagi. Bulu kuduk mereka berdiri mendengar jeritan kiai Bentho yang membelah bumi dan langit itu. Raksasa tua yang berenang dengan sekuat tenaganya sambil menahan rasa sakit yang luar biasa itu, sudah hampir sampai ke seberang danau yang airnya asin itu. Tubuhnya yang terasa nyeri dan perih bagai ditusuk oleh seribu pisau , telah membuat dirinya gusar dan kalap. Sehingga sifat aslinya yang ditutupinya rapat-rapat selama ini muncul kembali. Ia sudah tak bernafsu lagi untuk mengawini putri-putri istana yang cantik jelita itu, tapi ia hanya ingin membalas rasa dendamnya kepada mereka, dengan jalan memakan tubuh mereka satu persatu.

Sekarang giliran putri Veronica yang berlari paling belakang. Meskipun hatinya gelisah dan cemas tapi masih diingatnya pesan ibundanya, yang masih sempat berbisik padanya sebelum ia melarikan diri bersama kakak-kakaknya lewat pintu gerbang di belakang istana. “Putriku, lemparkan lah bungkusan yang kuberikan padamu , setelah raksasa itu berada dekat sekali dengan kalian, karena itu adalah senjata pemungkas yang paling sakti untuk melawan kesaktian kiai Bentho, doaku bersamamu”.

Matahari sudah mulai condong kebarat. Angin bertiup lembut membelai rambut mereka yang panjang terurai itu. Dan putri-putri istana kerajaan Sembrayu yang tak pernah berlari sejauh itu, tak dapat lagi berdiri tegak. Seluruh tenaga mereka telah terkuras habis. Satu persatu mereka jatuh terduduk dengan tubuh lemas diatas rumput hijau. Tak ada lagi yang dapat dilakukan. Mereka hanya dapat menunggu dengan hati cemas dan pasrah. Keempat putri itu bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Hanya bisa tergantung pada nasib dan kehendak yang Maha Kuasa. “Lemparkan bungkusan ditanganmu sekarang Ver”, bisik putri Anne dengan nafas terengah-engah. “ Ya Ver, lemparkan kebelakang sekarang juga, jangan tunggu sampai raksasa gila itu datang”, kata putri Jeane sambil memijit mijit kakinya yang terasa nyeri dan pegal. “Semoga Tuhan melindungi kami semua”, desis putri Catharina sambil mengatubkan kedua belah tangannya. Tapi putri Veronica menggelengkan kepalanya, “ Aku baru akan melemparkan bungkusan ditanganku ini, bila aku sudah dapat melihat wajah raksasa yang buas itu”. Dan senyap mencengkam. Semua sibuk dengan jalan pikiran masing-masing. Putri Jeane menarik nafas dalam-dalam. “Semoga semua ini cuma mimpi buruk belaka”, desisnya.” Sebentar lagi kita akan terbangun di tempat tidur kita yang empuk”. Putri Anne mengangguk, “Terus kita sarapan sama nasi goreng spesial bikin simbak Demplon yang lezatnya tak ada duanya itu”.


Dan mereka tak usah menunggu lama. Sejenak kemudian terdengar teriakan raksasa tua yang sudah kalap itu dibelakang mereka. “Kumakan kalian semua satu-persatu…no mercy..no pardon..aku tak peduli lagi.. biar kalian semua cantik cantik kayak seleb di film sinetron”. Keempat putri itu menjerit ketakutan. Dan mereka saling berpelukan erat satu sama lain. Hanya putri Veronica yang tabah, ia terus melihat kebelakang sampai sebuah bayangan hitam yang tinggi besar muncul di hadapannya. Dan disaat tubuh raksasa itu menghambur kedepan sambil menyeringai lebar, seakan sengaja memamerkan wajahnya yang seram itu , putri Veronica menatap tajam kearah mata kiai Bentho yang bulat dan merah itu , lalu dilemparkannya bungkusan kecil ditangannya kearah tubuh kiai Bentho yang sudah berada dekat sekali dengan mereka.
nyambung ke jilid 6 by DM

Kue putu

vrijdag 2 oktober 2009

Kiai Bentho 4

Matahari semakin terik bersinar dan udara kian terasa panas menyengat. Keempat putri kerajaan Sumbrayu terus berlari dengan nafas terengah-engah dan gaun yang mereka pakai telah basah kuyup tersiram keringat. Sampai disebuah padang rumput yang luas, putri Catharina yang kini berlari dibelakang ketiga saudaranya menoleh kebelakang. Meskipun bayangan tubuh kiai Bentho belum terlihat, tapi mereka masih dapat mendengar teriakan raksasa tua yang tubuhnya sudah babak belur itu, dan masih juga bergelut melepaskan dirinya dari hutan bambu dibelakang mereka. Tanpa menunggu lebih lama lagi, putri Catharina melemparkan bungkusan kecil ditangannya yang berisi sebungkah garam. Tiba-tiba terdengar petir menyambar diangkasa dan keempat putri itu menjerit kaget. Tubuh mereka terasa lemas sekali, sehingga mereka jatuh terduduk ditanah. Dan sebuah keajaiban alam terjadi kembali. Padang rumput dibelakang mereka telah berubah menjadi sebuah danau yang luas sekali. Airnya begitu jernih dan biru berkilat ditimpa sinar matahari yang garang itu. “ Jangan diminum airnya, karena rasanya pasti asin sekali”, kata putri Jeane kepada adik-adiknya yang lehernya sudah kering kerontang nenahan rasa haus dan pasti ingin minum air dari danau itu.

Perlahan-lahan mereka berdiri, tubuh mereka sudah terasa sangat letih dan lemas, hingga kaki mereka terasa berat sekali. Jangankan untuk berlari dipakai buat berjalanpun rasanya susah sekali. Hingga mereka hanya dapat melangkah tertatih-tatih seperti anak kecil baru saja dapat belajar berjalan. Kadang-kadang mereka menoleh kebelakang dengan penuh rasa ingin tahu, sambil menunggu dengan hati berdebar bagaimana jadinya bila raksasa tua yang menakutkan itu muncul kembali dan menyeberangi danau air asin yang terbentang dibelakang mereka.

Tak lama kemudian bayangan tubuh kiai Bentho sudah terlihat diseberang danau. Mereka melihat dengan mulut ternganga, raksasa tua itu terus berjalan menyeberangi danau yang airnya terlihat begitu biru dan sejuk itu. Dan sejenak kemudian terdengar raksasa itu meraung-raung kesakitan, disaat ia berenang menyeberangi danau itu. Air yang bergelombang disekitar tubuhnya telah berubah warnanya menjadi merah . Kiai Bentho melihat dengan penuh rasa dendam kepada empat putri jelita yang sudah berada didepan matanya itu. Cinta dan nafsu birahinya kepada mereka telah berubah menjadi rasa benci dan dendam. Karena air danau yang asin itu telah membuat luka-luka yang menggores disekujur tubuhnya terasa kian nyeri dan pedih. Bagaikan ditusuk oleh ratusan pisau layaknya. “Akan kubunuh dan kumakan kalian semua nanti, aku gak peduli lagi sama wong wedhok yang cantik-cantik”, jeritnya kalap.

Ancaman kiai Bentho membuat keempat putri itu gemetar ketakutan. Dilanda rasa ngeri yang luar biasa . Dan rasa cemas dan takut itu membuat kaki mereka bagaikan mendapat sebuah tenaga gaib, sehingga bisa berlari lagi. “Duuh lapernya perutku, coba gak ada raksasa yang edan itu, siang ini aku pasti lagi asiik makan nasi rames sama sate ayam kesukaanku”, keluh putri Anne. “Masakan mbak Demplon jurumasak istana memang enaknya gak ada duanya deh, dah nyobain belum tempĂ© penyetnya”, sambung putri Jeane. “Masyaaa Allaah, ada raksasa jahat yang mau membunuh kita semua kok masih pada inget sama makanan seh”, kata putri Veronica. Sedang putri Catharina cuma tersenyum saja. Perut mereka memang sudah terasa lapar sekali. Dan rasa haus pun semakin mencekik leher juga. Para putri yang biasa hidup mewah dan manja itu baru sekali ini mengalami rasa haus dan lapar yang luar biasa.
nyambung ke jilid 5

donderdag 1 oktober 2009

Yang laper teruus...

Dah dikasih makan berapa ember tapi mulutnya masih terbuka terus, kapan kenyangnya ye ?