woensdag 23 september 2009

Kiai Bentho

Tersebutlah kisah, ada sebuah negara besar yang subur dan makmur, negara Sumbrayu. Dan negara itu diperintah oleh seorang ratu yang adil dan bijaksana, namanya ratu Anastasia. Beliau tinggal di sebuah istana yang indah sekali, terletak di atas sebuah bukit yang hijau. Sang ratu mempunyai 4 orang putri yang sangat cantik jelita dan lembut sekali, sehingga terkenal ke seluruh manca negara. Namanya: putri Jeane, putri Anne, putri Catharina dan putri Veronica. Sudah banyak raja-raja dan pangeran yang datang untuk meminang putri-putri itu tapi sang ratu menolak semua lamaran mereka dengan halus, karena putri-putrinya masih belum dewasa semua. Mereka baru saja menginjak masa remaja yang indah. Bagaikan kuncup kuncup bunga mawar yang baru mengembang.

Kecantikan putri-putri sang ratu Anastasia, terdengar juga sampai ke telinga seorang raksasa tua yang sakti. Namanya Kiai Bentho. Yang sedang bertapa didalam sebuah gua yang gelap dan pesing. Karena beratus-ratus kelelawar tinggal disana. Letaknya di sebuah hutan yang lebat tak jauh dari negara Sumbrayu . Kabar itu membuat hati kiai Bentho jadi penasaran . Sehingga ia ingin melihat sendiri kecantikan putri-putri sang ratu Anastasia. Tanpa berpikir panjang lagi ia merubah dirinya menjadi seekor burung gagak, lalu terbang ke arah istana sang ratu Anastasia

Sore itu sang ratu sedang berada di taman bunganya yang indah nian, asik bercengkrama dengan putri-putrinya, disaat burung gagak hitam jelmaan kiai Bentho hinggap di ranting
Pohon tanjung yang tumbuh di dekat mereka. Melihat kecantikan putri-putri sang ratu yang bak bidadari baru turun dari langit itu, kiai Bentho terpesona, jantungnya berdebar kencang sekali. Dan pada saat itu juga ia telah jatuh cinta kepada mereka semua.


Esok harinya tanpa rasa sungkan sedikitpun, kiai Bentho datang menghadap sang ratu di istananya. Dan langsung menceritakan ke inginannya untuk mengawini semua putri sang ratu sekaligus. Sang ratu yang tahu kesaktian kiai Bentho tak berani menolak lamaran raksasa tua yang tak tahu diri itu. Untung sajalah beliau cukup cerdik untuk mengulur waktu, sehingga kiai Bentho tak dapat memaksanya untuk menyerahkan putri-putri nya yang sangat dicintainya itu pada saat itu juga.

“ Begini sajalah kiai Bentho, karena putri-putri saya masih muda sekali, saya minta supaya kiai Bentho menunggu dua tahun lagi untuk mengawini mereka semua”. “ Supaya kalau mereka nanti jadi istri kiai, biar tambah cantik, jelita dan seksi”. “ Kan gak lucu dong kalau ada kakek-kakek kawin sama anak baru gede, nanti bisa kualat loh”.Kiai Bentho tertawa bergelak, “ Hehehehe, benar juga katamu calon ibu mertua yang ayu, sekarang aku pamitan dulu ya, sampai bertemu dua tahun lagi deh".
nyambung ke jilid 2 by DM

1 opmerking: