zaterdag 10 oktober 2009

Kiai Bentho 7 tamat

Tak lama kemudian tempat itu menjadi terang benderang oleh nyala puluhan api obor yang dibawa oleh para penunggang kuda itu. Dan putri Jeane cuma berdiri diam menunggu dengan hati berdebar, sampai ia melihat beberapa orang lelaki meloncat turun dari atas punggung kuda mereka dan berjalan menghampirinya. Tak lama kemudian mereka telah berdiri berhadapan. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Karena hati para penunggang kuda itu masih diliputi rasa pesona dan takjub, melihat pemandangan yang terhampar didepan mereka.

Seorang putri yang cantik jelita sedang berdiri mematung dibawah sebatang pohon yang besar. Meskipun bibirnya tersenyum, tapi wajahnya memancarkan rasa takut dan cemas yang luar biasa. Sedang dibelakangnya berbaring tubuh-tubuh yang ramping dan mungil, dengan mata yang terpejam erat, hanya terdengar nafas mereka yang berdesah lembut. Rupanya suara kuda dan manusia yang hiruk pikuk itu tak sanggup membangunkan mereka yang sedang tidur dengan nyenyaknya. Karena didera rasa lelah, lapar dan haus yang luar biasa.

Bermimpikah aku”, kata seorang pemuda yang berdiri didepan putri Jeane sambil menggosok matanya. Sedang teman-temannya sibuk mengamati wajah-wajah para putri kerajaan Sembrayu yang sedang berbaring dengan tenangnya itu diatas hamparan rumput hijau.
“Tuan tidak bermimpi, kami adalah manusia biasa yang baru saja luput dari malapetaka”, kata putri Jeane dengan tenangnya. “Berilah hamba seteguk air, sebelum hamba bercerita tentang semua kejadian yang menimpa diri kami hari ini”. Tanpa membantah lagi pemuda itu menyodorkan sebotol air kepada putri Jeane. Yang terus diminumnya dengan cepat.
Tak lama kemudian mereka semua duduk bersama-sama, melingkari api unggun dan putri Jeane lalu bercerita dengan fasihnya, tentang asal-usul mereka dan semua kejadian yang mereka alami hari itu. “Pantas mereka cantik-cantik semua, rupanya mereka adalah putri putri ratu Anastasia yang terkenal itu”, guman seorang pemuda tampan yang sejak tadi asik mengamati wajah putri Veronica yang berbaring didekatnya itu.

Singkat cerita, disaat sinar fajar merekah di ufuk timur, mengusir bayangan malam yang gelap dan dingin itu, para putri itu telah terjaga dari tidurnya, dan setelah berkenalan dengan para pangeran yang telah menemukan mereka semalam, keempat putri itu lalu dijamu makan dan minum oleh mereka. Dan disaat bayangan sinar matahari mulai naik tinggi dilangit, mereka telah dalam perjalanan pulang ke istana, diantar oleh 4 pangeran dan para pengikutnya.

Tiga bulan kemudian diistana ratu Anastasia diselenggarakan pesta besar selama 7 hari 7 malam, untuk merayakan pernikahan putri-putrinya yang masing-masing telah menemukan pemuda idaman hati mereka. Karena ternyata para pangeran yang telah mengantar mereka kembali ke istana itu, telah jatuh cinta semua kepada para putri ratu Anastasia.
by DM

Geen opmerkingen:

Een reactie posten